Aplikasi pemantau iklan, Adstensity,
menyatakan industri iklan "e-commerce" atau bisnis dalam jaringan
semakin meningkat dari tahun ke tahun meskipun termasuk industri baru di Tanah
Air.
"Jika tahun sebelumnya, Lazada dan
Tokobagus (kini Olx) mendominasi. Maka tahun ini, semakin banyak pemain yang
ikut serta. Ada Tokopedia, Olx, Bukalapak, Blibli, Traveloka, Trivago dan
lain-lain," ujar Dirut Adstensity, Sapto Anggoro, di Jakarta, Jumat.
Selain itu, dari perusahaan
"e-commerce" tersebut, terdapat enam perusahaan yang menginvestasikan
dana promosinya lebih dari Rp 100 miliar di televisi. Hal itu menunjukkan
potensi bisnis "e-commerce" yang semakin besar di Tanah Air.
Sementara itu, dari data tayangan iklan
televisi yang dikumpulkan Adstensity hingga 30 November 2015, bisa dipastikan
belanja iklan TV untuk tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Jika tahun lalu belanja iklan TV
mencapai Rp99 triliun atau 66 persen dari total pendapatan iklan nasional, maka
tahun ini diperkirakan hanya akan mereguk Rp71.4 triliun," jelas dia.
Pasalnya, hingga 1 Januari 2015 - 30
November 2015, perolehan iklan TV baru mencapai Rp65,559 triliun. Terdapat
jarak sejumlah R 33,441 trilliun di satu bulan terakhir 2015. "Dengan
rata-rata belanja per bulan sebesar Rp5.959 Trilliun dapat dipastikan, tambahan
pendapatan pada Desember 2015 ini, tetap takkan menyamai angka belanja iklan TV
pada tahun lalu."
Hasil ini bukan saja lebih menurun, namun
juga meleset jauh dari target yang disebutkan Persatuan Perusahaan Periklanan
Indonesia (P3I).
Sebelumnya, Ketua P3I Harris Thajeb
menyebut target belanja iklan nasional untuk 2015 adalah Rp 172,5 triliun,
dengan sumbangan iklan TV mencapai Rp 113,5 triliun. Dihitung dari target ini,
perolehan iklan TV 2015, hanya tercapai 62,9 persen.
"Perlambatan ekonomi boleh jadi
penyebab utama, yang ditandai oleh memburuknya kurs tukar rupiah terhadap dolar
Amerika, sehingga banyak rencana belanja iklan tidak dapat dieksekusi dengan
baik," cetus dia.
Dia menyebut terdapat beberapa perusahaan
yang royal dalam belanja iklan seperti yang membelanjakan dana sebesar Rp1,005
triliun untuk iklan disusul Sampoerna yang menyentu angka Rp1 triliun.
0 komentar:
Post a Comment