Ramainya pengguna e-commerce di Indonesia
membuat nilai transaksinya terus bertumbuh. Menurut Bank Indonesia, nilai
transaksi e-commerce pada tahun 2014 mencapai US$2,6 miliar atau setara dengan
Rp34,9 Triliun.
"Diperkirakan angka US$2,6 miliar ini
akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya," kata Dirjen
Perdagangan Dalam Negeri Sri Agustina pada acara 5 Minutes for E-commerce 2016
di Jakarta.
Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia, pelaku ritel di Indonesia maupun di berbagai negara saat ini sedang
berupaya merangkul pendekatan multichannel atau offline-to-online (O2O). Hal
ini dilakukan untuk memenuhi ekspektasi pelanggan sekaligus memenangkan
perebutan pangsa pasar.
Dari data yang dimiliki oleh Dirjen
Perdangangan, menunjukkan bahwa 80 persen peritel mengakui persentase jumlah
penjualan online meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 25 persen.
Sri Agustina juga mengungkapkan jenis
barang yang sering dibeli melalui e-commerce. "Menurut AC Nielsen,
diantaranya adalah 69 persen pakaian, 10 persen peralatan rumah tangga, 7
persen buku, 7 persen tiket travel, dan 6 persen barang komputer,"
katanya.
Pembeli e-commerce di Indonesia masih
didominasi oleh wanita sebesar 54 persen dibandingkan dengan pria. Dari sisi
usia, 20-29 tahun sekitar 50 persen, sisanya 30-39 tahun.
"Sasarannya memang paling banyak kaum
perempuan dan konsumen muda," lanjutnya.
Ramainya penggunaan e-commerce juga
didukung oleh hadirnya gadget yang dilengkapi dengan koneksi internet kecepatan
tinggi.
"Fenomena pengguna smartphone yang
dilengkapi dengan fasilitas internet menjadi semacam peluang luar biasa bagi
perdagangan melalui e-commerce," lanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment