Membangun brand di era digital tujuannya
adalah bertahan, bukan value of money.
"Di dunia digital sebuah brand harus
punya tujuan hidup. Dari penelitian brand yang berkembang sangat cepat memiliki
kesamaan yaitu brand purpose," kata
Group Chief Strategy Officer Mullen Lowe Group, Daniel B. Siswandi.
Daniel mengemukakan hal itu dalam diskusi
"From Numbers to Emotion”, Kamis malam.
Brand di era digital menurut dia adalah
soal kepercayaan. "Transaksi dilakukan di dunia maya, maka kepercayaan
menjadi kunci kesuksesan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Managing
Director Facebook Southeast Asia, Kenneth Bishop, mengungkapkan bahwa
kepercayaan merupakan tantangan untuk pengadopsian e-commerce di Indonesia.
"Tantangan terbesar adalah kurangnya
kepercayaan untuk konsumen. Dari riset yang kami lakukan, 60,1 persen konsumen
mengutamakan kepercayaan untuk berbelanja online," ujar dia.
Hal ini menjadi penting, menurut Kenneth,
mengingat populasi e-commerce di Indonesia baru 10 hingga 15 juta, sementara
penetrasi internet sendiri telah mencapai 90 juta dari populasi Indonesia saat
ini 250 juta orang.
"Di Indonesia orang lebih banyak
menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya dibandingkan menonton
televisi. Penetrasi internet merubah segalanya," kata Kenneth.
Lebih lanjut, Kenneth mengatakan salah satu
cara untuk membangun kepercayaan konsumen di era digital adalah melalui media
sosial.
Dengan fitur-fitur yang ditawarkan oleh
platform jejaring sosial, seperti fitur pesan instan secara personal, menurut
Kenneth dapat membangun komunikasi dan hubungan antara penjual dan pembeli,
sehingga diharap mampu menciptakan kepercayaan diantara dua belah pihak.
Lebih dari itu, menurut Head of Marketing
Bukalapak, Bayu Sherly, digitalisasi justru membantu dan memudahkan proses
branding itu sendiri. Pasalnya, melalui teknologi digital, sebuah brand dapat
mengetahui tanggapan konsumen lebih cepat.
"Direct response sangat relevan dengan
dunia digital marketing saat ini. Dengan aplikasi sosial, kita bisa melakukan
dan menjalankan proses marketing dengan lebih mudah. Kita juga dapat mengetahui
behavior konsumen, sehingga iklan dapat disesuaikan," ujar Bayu.
0 komentar:
Post a Comment